Jumat, 05 Desember 2014

Makalah Patologi Indera Pengecap

MAKALAH PATOLOGI
INDERA PENGECAP




DISUSUN OLEH
RIRIN JULIANI PE




PROGRAM STUDI D III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN
POLTEKKES PERMATA INDONESIA
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis limpahkan kehadirat Tuhan YME, karena atas pertolongan Nya, penulis dapat menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktu yang telah direncanakan sebelumnya. Tak lupa salam Penulis haturkan kepada keluarga dan sahabat, semoga selalu dapat menuntun Penulis pada ruang dan waktu yang lain.
Makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas Patologi dan Terminologi Medis III dengan judul :
INDERA PENGECAP
Untuk menyelesaikan Makalah ini adalah suatu hal yang mustahil apabila penulis tidak mendapatkan bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1.      Bapak, Ibu, Kakak dan Adik tercinta yang telah memberikan dorongan moril maupun materil, dan sebagai semangat untuk membuka semangat baru.
2.      Bapak Choirul Anwar selaku dosen Patologi dan Terminologi Medis III Poltekes Permata Indonesia Yogyakarta.
3.      Rekan-rekan Poltekes Permata Indonesia Yogyakarta.
Penulis berharap semoga Makalah ini bermanfaat bagi semua pihak dan bila terdapat kekurangan dalam pembuatan laporan ini penulis mohon maaf, karena penulis menyadari Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan

Yogyakarta, 21 Oktober  2014

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................
KATA PENGANTAR...................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG.........................................................................
B.     TUJUAN..............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN LIDAH......................................................................
B.     BAGIAN-BAGIAN LIDAH..............................................................
C.     MEKANISME KERJA LIDAH.........................................................
D.    GANGGUAN PADA LIDAH............................................................
BAB III PENUTUP
A.    KESIMPULAN...................................................................................
B.     SARAN................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................




BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang
Panca indera adalah organ-organ akhir  yang dikhususkan untuk menerima jenis rangsangan tertentu. Serabut saraf yang melayaninya merupakan alat perantara yang membawa kesan rasa ( sensory impression ) dari organ indera ke otak, di mana perasaan itu di tafsirkan. Beberapa kesan rasa timbul dari luar , seperti sentuhan , pengecapan, penglihatan, penciuman  dan suara.
Dalam segala hal , serabut saraf-saraf sensorik di lengkapi dengan ujung-khusus-akhir guna mengumpulkan rangsangan perasaan yang khas itu, di mana setiap organ berhubungan.
Dalam makalah ini akan kami  bahas lebih detail tentang alat pengecap yaitu lidah, di mana kita tahu tanpa alat pengecap tersebut kita tidak akan bias merasakan asin, manis, pahit pada makanan yang sudah kita makan. Dengan begitu kita harus bisa  lebih mengenal apa sebenarnya yang ada atau terdapat dalam lidah itu sehingga kita bisa menikmati makanan yang kita makan.

B.            Tujuan
1.      Mengetahui apa itu alat pengecap pada manusia
2.      Dapat mengenal apa-apa saja atau bagian yang terdapat pada alat pengecap
3.      Mengetahui mekanisme kerja lidah
4.      Mengetahui fungsi dari alat pengecap
5.      Mengetahui gangguan-gangguan lidah pada manusia


BAB II
PEMBAHASAN

A.           Pengertian Lidah
Lidah manusia adalah struktur berotot yang terletak pada bagian lantai mulut yang digunakan untuk berbicara, makan dan mencicipi rasa. Lidah manusia di lengkapi dengan tunas-tunas pengecap yang bisa mendeteksi zat kimia di dalam makanan dan minuman.
Indera pengecap pada lidah bekerja sama dengan indera penciuman untuk mengidentifikasi aroma makanan untuk di olah dalam otak sehingga manusia bisa merasakan perbedaan aroma makanan dan minuman yang akan di konsumsi.
Pada hakikatnya, lidah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan indera pengecap. Dalam bahasa kedokteran, lidah (dan semua yang menyangkut lidah) disebut Lingual. Lidah sebetulnya adalah kumpulan dari banyak otot. Dilihat dari ukurannya, otot lidah termasuk otot yang paling kuat pada tubuh kita. Otot-otot ini memiliki arah yang berbeda-beda, itu sebabnya lidah kita sangat fleksibel dalam bergerak ke segala arah. Lidah sebagian besar terdiri dari dua kelompok otot yaitu otot intrinsik dan otot ekstrinsik. Otot intrinsik lidah melakukan semua gerakan halus, sementara otot ekstrinsik mengaitkan lidah pada bagian-bagian sekitar serta melaksanakan gerakan kasar yang sangat penting pada saat  mengunyah dan menelan. . Otot intrinsic juga membuat kita mampu mengubah-ubah bentuk lidah (memanjang, memendek, membulat), sedangkan otot ekstrinsik lidah membuat lidah dapat bergerak mengelilingi rongga mulut dan faring. Lidah mengaduk-aduk makanan , menekannya pada langit-langit dan gigi, dan kemudian mendorongnya ke farinx.
Lidah terletak pada dasar mulut, sementara pembuluh darah dan urat saraf masuk dan keluar melalui akarnya. Ujung serta pinggiran lidah bersentuhan dengan gigi-gigi bawah , sementara dorsum merupakan permukaan melengkung pada bagian atas lidah. Apabila lidah di gulungkan kebelakang , maka tampaklah permukaan bawahnya yang di sebut frenulum linguae , sebuah struktur ligamen halus yang mengaitkan bagian posterior lidah pada dasar mulut. Bagian anterior lidah bebas tidak terkait. Dila di julurkan, maka ujung lidah meruncing dan bila terletak tenang di dasar mulut, maka ujung lidah berbentuk bulat.


B.            Bagian-bagian Lidah
Ada lebih dari 10.000 tunas pengecap pada lidah manusia, sel-sel ini tumbuh seminggu setelah itu digantikan oleh sel-sel yang baru. Sel-sel reseptor (tunas pengecap) terdapat pada tonjolan-tonjolan kecil pada permukaan lidah (papila). Sel-sel inilah yang bisa membedakan rasa manis asam, pahit dan asin.
Secara garis besar lidah dapat terbagi menjadi 2 bagian yaitu 2/3 depan (yang disebut apeks) dan 1/3 belakang (yang disebut dorsum). Bagian depan lidah sangat fleksibel dan bekerja sama dengan gigi dalam pengucapan huruf-huruf. bagian tersebut juga membantu untuk menggerakkan makanan ke segala arah saat sedang mengunyah. Lidah juga mendorong makanan kembali ke permukaan kunyah gigi sehingga gigi dapat menggilasnya. Bagian belakang lidah juga penting untuk pengunyahan. Begitu makanan sudah halus dan tercampur dengan saliva (air liur), atau pada saat meludah, otot-otot belakang lidah bekerja. Otot tersebut bersama-sama air liur mengangkat dan mendorong makanan memasuki esofagus, yaitu “pipa” yang menghubungkan tenggorokan dengan perut.
Meski dapat bergerak bebas, lidah terikat ke dasar mulut. Coba lihat ke cermin dan angkat lidah Anda, akan terlihat selapis tipis jaringan (yang dalam bahasa kedokteran disebut frenulum ) yang menghubungkan lidah ke dasar mulut. Bila kita meliahat juga di cermin bahwa permukaan dari lidah kita tidak rata. Hal ini disebabkan karena permukaan lidah bagian depan tertutup oleh selapis tonjol-tonjol yang disebut papillae. Ada 4 jenis papillae, yaitu :
1.      Papillae sirkumvalata, ada delapan hingga dua belas buah dari jenis ini yang terletak pada bagian dasar lidah. Pappilae sirkumvalata adalah jenis pappilae yang terbesar dan masing-masing di kelilingi semacam lekukan seperti parit . pappilae ini terdudun berjejer membentuk huruf V pada belakang lidah.
2.      Pappilae fungiformis, menyebar pada permukaan ujung dan sisi lidah dan berbentuk jamur.
3.      Pappilae filiform, adalah yang terbanyak dan menyebar pada seluruh permukaan lidah. Organ ujung untuk pengecapan adalah putting-putting pengecap yang sangat banyak terdapat dalam dinding pappilae sirkumvalata dan fungiforum. Pappilae filiform lebih berfungsi untuk menerima rasa sentuh daripada rasa pengecapan yang sebenarnya. Selaput lendir langit-langit dan farinx juga bermuatan putting-putting pengecap.
4.      Pappilae Vallatae, sebagai pembantu memegang makanan saat terjadi proses pengunyahan.
Papillae terbesar, ada di cekungan berbentuk V di 1/3 lidah bagian belakang. Semua papilla tersebut memiliki kuncup pengecap, kecuali papilla vallatae yang hanya berfungsi untuk membantu “memegang” makanan). Selain berfungsi sebagai kuncup pengecap, Manusia terlahir dengan kurang lebih 10.000 kuncup pengecap. Namun seiring dengan bertambahnya usia, sebagian kuncup pengecapnya mengalami atrofi /mati. Kuncup pengecap dapat membuat kita dapat menentukan apakah suatu makanan berasa manis, asam, pahit atau asin. Setiap kuncup pengecap terdiri dari dua macam sel, yaitu sel pengecap dan sel penunjang, pada sel pengecap terdapat silia (rambut gustatori) yang memanjang ke lubang pengecap. Zat-zat kimia dari makanan yang kita makan, mencapai kuncup pengecap
Melalui lubang-lubang pengecap (taste pores). Kuncup-kuncup pengecap dapat merespon empat rasa dasar, yaitu manis, masam, asin dan pahit. Letak masing-masing rasa berbeda-beda yaitu :
1.             Rasa Asin = Lidah Bagian Depan
2.             Rasa Manis = Lidah Bagian Tepi
3.             Rasa Asam / Asem = Lidah Bagian Samping
4.             Rasa Pahit / Pait = Lidah Bagian Belakang



C.           Mekanisme Kerja Lidah
Tiap kuncup pengecap tersusun dari sel-sel yang memiliki rambut berukuran mikro yang sensitif, disebut mikrovilli. Rambut-rambut super mini ini pada saat berkontak dengan makanan akan mengirimkan pesan ke otak, lalu otak akan menerjemahkan sinyal yang diberikan tersebut dan menentukan rasa dari makanan yang kita makan.
Ada beberapa hal yang dapat membuat reseptor kuncup pengecap menjadi kurang sensitif. Bila kita mengemut es batu sebelum makan, dinginnya es dapat membuat kuncup pengecap menjadi kurang sensitif. Begitu juga kalau lidah kita terkena makanan yang terlalu panas, dapat menyebabkan ‘tongue burning’ dan biasanya baru akan pulih dalam 1-2 hari. Lidah yang kebersihannya tidak terjaga juga dapat menyebabkan kesensitifan lidah berkurang, karena banyaknya plak yang terkumpul di permukaan lidah. Selain itu, produksi air liur yang berkurang dan menyebabkan keadaan mulut kering (xerostomia) juga membuat lidah tidak bekerja maksimal.
Saat kita terkena influensa, biasanya makanan apapun terasa hambar. Itu karena lidah tidak bekerja sendirian. Proses pengecapan rasa tidak hanya digawangi oleh lidah tapi juga dibantu oleh hidung. Hidung membantu untuk pengecapan makanan dengan membauinya sebelum makanan dikunyah dan ditelan. Bau yang kuat dari suatu makanan dapat mempengaruhi kuncup pengecap.
Secara skema dapat ditulis bahwa makanan dan minuman merangsang ujung2 syaraf2 pengecap yg terdapat di papilla ( rangsang diteruskan ke otak, otak memproses dan kita merasakan berbagai rasa pada makanan ).
Tetapi tidak seperti kelenjar saliva yang “istirahat” pada saat kita tidur sehingga produksi saliva menurun, lidah tetap beraktivitas meskipun kita sedang tidur. Lidah mendorong saliva ke tenggorokan supaya bisa ditelan. Hal ini menguntungkan, karena kalau tidak di bantal akan terbentuk pulau-pulau besar setiap kali kita tidur.

D.           Fungsi Lidah
1.             Menunjukkan kondisi tubuh
Selaput lidah manusia dapat digunakan sebagai indikator metabolism tubuh, terutama kesehatan tubuh manusia.
a.             Warna Lidah
Kuning menandakan adanya infeksi bakteri, jika warna kuning menuju kehijauan adanya infeksi bakteri akut. Merah menandakan aktivitas panas tubuh, jika hanya terdapat pada ujung lidah berarti adanya panas pd jantung, jika terdapat pada sisi kanan kiri menandakan adanya ganguan ginjal dan kandung empedu. Ungu berarti adanya aktivitas statis darah, darah tidak lancar dan ada gangguan. Biru menandakan adanya aktivitas dingin yang menyebabkan statis darah.
b.             Bentuk Lidah
Tipis ,jika bentuk lidah tipis dan berwarna pucat menandakan defisiensi (kekurangan ) darah yang berhubungan dengan hati semakin pucat semakin parah gangguan hati tebal ,sirkulasi darah tidak normal menandakan gangguan ginjal dan limpa kaku ,menandakan masuk angin panjang,adanya akivitas panas pada jantung Retak,adanya ganguan pada lambung limpa dan jantung
2.             Membasahi makanan di dalam mulut
Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah
3.             Mengecap atau merasakan makanan
4.             Membolak-balik makanan
5.             Menelan makanan
6.             Mengontrol suara dan dalam mengucapkan kata-kata


E.            Gangguan Pada Lidah
1.      Luka dan benjolan : luka pada lidah bisa disebabkan oleh reaksi alergi, infeksi virus herpes simplex mulut, luka sariawan, tuberculosis, infeksi bakteri, atau sifilis tahapawal. Luka bisa juga disebabkan oleh alergi atau gangguan sistem kekebalan lainnya. Meskipun benjolan kecil pada kedua sisi lidah biasanya tidak berbahaya, sebuah benjolan hanya pada salah satu sisi bisa bersifat kanker.
2.      Rasa tidak nyaman : Lidah yang tidak nyaman bisa dihasilkan dari iritasi oleh makanan tertentu, khususnya yang asam (misal, nanas), atau rasa tertentu di dalam pasta gigi, pencuci mulut, permen, atau permen karet..
3.      Oral candidosis. Penyebabnya adalah jamur yang disebut candida albicans.
Gejalanya lidah akan tampak tertutup lapisan putih yang dapat dikerok.
4.      Atropic glossitis. Penyakit ini juga sering ditemukan. Lidah akan terlihat licin dan mengkilat baik seluruh bagian lidah maupun hanya sebagian kecil. Penyebab yang paling sering biasanya adalah kekurangan zat besi. Jadi banyak didapatkan pada penderita anemia.
5.      Geografic tongue. Lidah seperti peta, berpulau-pulau. Baik banyak maupun sedikit. Bagian pulau itu berwarna merah dan lebih licin dan bila parah akan dikelilingi pita putih tebal.
6.      Fissured tongue. Lidah akan terlihat pecah-pecah. Kadang garis hanya satu ditengah, kadang juga bercabang-cabang.
7.      Glossopyrosis. Kelainan ini berupa keluhan pada lidah dimana lidah terasa sakit dan panas dan terbakar tetapi tidak ditemukan gejala apapun dalam pemeriksaan. Hal ini kebanyakan karena psikosomatis dibandingkan dengan kelainan pada syaraf.
8.      Burning Mouth Syndrome : (juga disebut oral dysesthesia) terjadi sangat sering pada wanita setelah menopause. Bagian mulut yang paling sering terkena adalah lidah m(nyeri pada lidah disebut glossodynia).
9.      Sariawan
Sariawa atau canker sores atau ulkus aftosa merupakan gejala erosi pada kulit mulut, yakni di bagian dinding dalam pipi atau lidah. Penyebab dari sariawan ini adalah diantaranya: kekurangan vitamin C, alregi, mengkonsumsi makanan / minuman yang terlalu panas, kekurangan asupan zat besi, atau bisa juga disebabkan oleh penurunan daya tahan tubuh. Pada dasarnya sariawan merupakan luka terbuka yang bisa menimbulkan rasa nyeri. Dalam ukuran kecil  dengan diameter kurang dari 1 cm, sariawan bisa muncul dalam satu kelompok yang terdiri dari 2 - 3 luka yang biasanya akan sembuh dalam waktu kurleb 10 hari tanpa meninggalkan bekas. Pencegahannya adalah dengan cara menambah asupan vitamin C.
10.  Kanker Lidah
Kanker lidah adalah kanker kedua terbanyak setelah kanker bibir sebagai tempat kanker primer. Tembakau dan alkohol merupakan dua hal yang disinyalir sebagai pemicu semakin cepatnya pertumbuhan sel kanker lidah. Keganasan kanker lidah terjadi paling sering pada bagian tengah lateral lidah dan seringkali asimtomatik. Penyebaran kanker ini  bisa meluas melalui submukosa ke basal lidah dan menyerang garis tengah atau ke lateral menuju dasar mulut. Cara pencegahannya adalah dengan cara berhenti merokok, hindari minuman beralkohol, menjaga kebersihan mulut dan pemeriksaan rutin 6 bulan sekali ke dokter gigi.
11.  Makroglosia
Mkroglosia merupakan penyakit sebagai akibat dari pembesaran lidah yang mungkin merupakan bagian dari suatu sindroma yang ditemukan dalam keadaan tumbuh - kembang seperti sindroma dowm. Pembesaran lidah ini bisa juga sebagai akibat dari tumor (hernangioma atau limfangioma), penyakit metabolik (seperti amilodosis primer) atau gangguan endokrin (seperti halnya akromegali ataupun kretinisme)
12.  Mikroglosia
Bila makroglosia merupak penyakit pada lidah yang berupa pembesaran lidah, maka mikroglosia adalah kebalikannya. Mirkoglosia merupakan penyakit pada lidah yang berupa pengecilan ukuran dan bentul lidah
13.  Lidah dengan Fisura (Scrotal Tongue)
Ini merupakan dorsal dan kedua sisi lidah ditutupi oleh alur yang dangkal atau dalam tanpa rasa nyeri; karena terdapatnya alur - alur ini maka dapat menyebabkan penumpukan debris di dalamnya yang kemudian bisa mengakibatkan iritasi
14.  Glosoptosis
Glosoptosis merupakan penyakit pada lidah yang berupa lidah yang tertarik ke belakang. Pada bayi baru lahir atau pada anak-anak kondisi glosoptosis sangan berbahaya karena bisa saja sewaktu-waktu lidahnya menutup saluran nafas yang bila tidak segera ditangani dengan benar bisa menyebabkan kematian.


BAB III
PENUTUP

A.           Kesimpulan
Lidah adalah alat indera yang berfungsi untuk merasakan rangsangan rasa dari benda-benda yang masuk ke dalam mulut kita. Lidah dapat merespon berbagai jenis  dan macam rasa seperti rasa manis, rasa pahit, rasa asam dan rasa asin. Kita dapat menikmati makanan dan minuman karena adanya indra pengecap ini. Bagian lidah yang depan berguna untuk merasakan rasa asin, bagian yang sebelah samping untuk rasa asam, bagian tepi depan berfungsi untuk merasakan rasa manis dan bagian lidah yang belakang untuk rasa pahit.

B.            Saran
1.      Melihat dari banyaknya penyakit berbahaya yang dapat menyerang lidah, maka kita harus menjaga dan merawat kebersihan mulut terutama lidah.
2.      Rutinlah memeriksakan kesehatan mulut dan lidah minimal 6 bulan sekali ke  dokter.


DAFTAR PUSTAKA

Ethel,Slonane. 1999. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : EGC
Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi. Jakarta: EGC
Ganong, W.F, 1983, Fisiologi Kedokteran, Jakarta : CV. EGC.
Guyton, A. C., 1983, Fisiologi Kedokteran 2, Jakarta : CV. EGC.
Radiopoetro, R., 1986, Psikologi Faal 1, Yogyakarta : Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar