Jumat, 30 Mei 2014

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan menggunakan thermometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian suhu, antara lain : normal, hipertermi, hipotermi, dan febris. Suhu tubuh kita sering kali berubah-ubah tanpa kita tau sebab-sebabnya dan mekanismenya. Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak factor yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh.
Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat temperature hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu inti tubuh telah melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang disebut titik tetap (set point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada 37°C. apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan merangsang untuk melakuan serangkaian mekanisme untuk mempertahankan suhu dengan cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada titik tetap.  
Ada banyak factor yang mempengaruhi peningkatan suhu tubuh, seperti hormon, system syaraf, usia, dll. Dalam makalah ini saya akan membahas tentang system pengaturan suhu tubuh.



B.     Rumusan Masalah
1.      Apa itu hipotalamus ?
2.      Bagaimana system pengaturan suhu tubuh ?
3.      Apa fungsi dari reseptor suhu ?
4.      Apa saja macam-macam dari suhu tubuh ?
5.      Apa factor yang mempengaruhi suhu tubuh ?
6.      apa saja yang mengganggu pengaturan suhu tubuh ?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui tntang hipotalamus
2.      Untuk mengetahui system pengaturan suhu tubuh
3.      Untuk mengetahui fungsi dari reseptor tubuh
4.      Untuk mengetahui macam-macam suhu tubuh
5.      Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi suhu tubuh
6.      Untuk mengetahui hal-hal yang mengganggu suhu tubuh



BAB II
PEMBAHASAN

A.         Hipotalamus
Hipotalamus adalah bagian yang sangat peka, yang merupakan pusat integrasi utama untuk memelihara keseimbangan energy dan suhu tubuh. Hipotalamus berfungsi sebagai thermostat tubuh, dengan menerima informasi dari berbagai bagian tubuh dikulit. Penyesuaian dikoordinasi dengan sangat rumit dalam mekanisme penambahan dan pengurangan suhu sesuai dengan keperluan u tuk mengoreksi setiap penyimpangan suhu inti dari nilai patokan normal. Hipotalamus mampu berespon terhadap perubahan suhu darah sekecil 0.01°C.
Hipotalamus terus menerus mendapat informasi mengenai suhu kulit dan suhu inti mengelalui reseptor khusus yang peka terhadap suhu yang disebut termoreseptor (reseptor hangat, dingin dan nyeri diperifer). Reseptor suhu sangat aktif selama perubahan temperature. Sensasi suhu primer diadaptasi dengan sangat cepat. Suhu ini dipantau oleh termoreseptor sentral yang terletak di hipotalamus serta disusunan syaraf pusat dan organ abdomen.
Di hipotalamus diketahui terdapat 2 ousat pengaturan suhu, yaitu diregio posterior diaktifkan oleh suhu dingin, dan kemudian memicu reflek yang memperantarai produksi panas dan konservasi panas. Sedang regio anterior yang diaktifkan oleh rasa hangat, memicu reflex yang memperentarai pengurangan panas.   



B.          Sistem Pengaturan Suhu Tubuh
Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan menggunakan thermometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian suhu, antara lain : normal, hipertermi, hipotermi, dan febris. Suhu dapat di bagi, antara lain:
1.       Suhu inti (core temperature) Suhu inti menggambarkan suhu organ-organ dalam (kepala, dada, abdomen) dan dipertahankan mendekati 37°C.
2.      Suhu kulit (shell temperature) Suhu kulit menggambarkan suhu kulit tubuh, jaringan subkutan, batang tubuh. Suhu ini berfluktuasi dipengaruhi oleh suhu lingkungan.
3.      Suhu tubuh rata-rata (mean body temperature) merupakan suhu rata-rata gabungan suhu inti dan suhu kulit.
Ada beberapa macam thermometer untuk mengukur suhu tubuh:
1.      The mercury-in-glass thermometer
2.      The electrical digital reading thermometer
3.      A radiometer attached to an auriscope-like head (untuk pengukuran suhu timfani)

C.         Fungsi dari Reseptor Suhu
Etimulus dapat datang dari lingkungan luar salinitas, suhu udara, kelembapan,cahaya. Alat penerima rangsang disebut reseptor,sedangkan alat penghasil tanggapan disebut efektor. Reseptor saraf yang paling sederhana hanya berupa ujung denrit dari suatu sel syaraf (neuron) , tidak meliputi selubung / selaput myelin dan dapat di temukan pada reseptor rasa nyeri (free nerve ending) atau nociresetor. Berdasarkan Lokasi Sumber Rangsang :
1.      INTERORESEPTOR adalah reseptor yang berfungsi untuk menerima rangsang dari dalam tubuh.
2.      KHEMORESEPTOR adalah reseptor yang berfungsi memantau pH,kadar gula dalam darah dan kadar kalsium dalam cairan tubuh atau darah.
3.      EKSTERORESEPTOR adalah reseptor yang berfungsi menerima rangsang dari lingkungan di luar tubuh Reseptor penerima gelombang suara (pada alat pendengaran) dan cahaya (dalam alat pengelihatan).
4.      HUBUNGAN ANTARA RESEPTOR DENGAN EFEKTOR Dalam system syaraf,reseptor biasanya berhubungan dengan syaraf sensorik (AFFERENT) sedang efektor erat dengan syaraf motorik(EFERENT). Reseptor berfungsi sebagaipengubah energy, mengubah bentuk suatu energy menjadi bentuk tertentu. dan di dalam reseptor semua energy di ubah menjadi energy listrik dan selanjutnya akan membawa ke perubahan elektrolit sehingga timbul potensial aksi. Apabila suatu resektor menerima rangsangan yang sesuai maka membrane reseptor akan mengalami peritiwa potensial aksi. Jika rangsangan yang diterima reseptor cukup kuat potensial reseptor yang timbul akan lebih kuat. Makin besar rangsangan yang di terima, makin besar pula potensial local yang di hasilkan sehingga dapat melampoi batas ambang perangsangan pada membrane potensial generator. 

D.         Macam-macam suhu tubuh
Macam-macam suhu tubuh menurut (Tamsuri Anas 2007) :
1.      Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari 36°C
2.      Normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36-37.5°C
3.      Febris / pireksia, bila suhu tubuh antara 37.5-40°C
4.      Hipertermi, bila suhu tubuh lebih dari 40°C
Berdasarkan distribusi suhu didalam tubuh, dikenal suhu inti (core temperature), yaitu suhu yang terdapat pada jaringan dala, seperti kranial, toraks, rongga abdomen, dan rongga pelvis. Suhu ini biasanya dipertahankan relative konstan (sekitar 37°C). selain itu, ada suhu permukaan (surface temperature), yaitu suhu yang tedapat pada kulit, jaringan sub kutan, dan lemak. Suhu ini biasanya dapat berfluktuasi sebesar 20°C sampai 40°C.

E.          Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh
Setiap saat suhu tubuh manusia berubah secara fluktuatif. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai factor yaitu :
1.       Exercise:
semakin beratnya exercise maka suhunya akan meningkat 15 x, sedangkan pada atlet dapat meningkat menjadi 20 x dari basal ratenya.
2.      Hormon:
Thyroid (Thyroxine dan Triiodothyronine) adalah pengatur pengatur utama basal metabolisme rate. Hormon lain adalah testoteron, insulin, dan hormon pertumbuhan dapat meningkatkan metabolisme rate 5-15%.
3.      Sistem syaraf:
selama exercise atau situasi penuh stress, bagian simpatis dari system syaraf otonom terstimulasi. Neuron-neuron postganglionik melepaskan norepinephrine (NE) dan juga merangsang pelepasan hormon epinephrine dan norephinephrine (NE) oleh medulla adrenal sehingga meningkatkan metabolisme rate dari sel tubuh.
4.      Suhu tubuh:
meningkatnya suhu tubuh dapat meningkatkan metabolisme rate, setiap peningkatan 1 % suhu tubuh inti akan meningkatkan kecepatan reaksi biokimia 10 %.
5.      Asupan makanan:
makanan dapat meningkatkan 10 – 20 % metabolisme rate terutama intake tinggi protein.
6.      Berbagai macam factor seperti: gender, iklim dan status malnutrisi.
7.      Usia:
Pada saat lahir, mekanisme kontrol suhu masih imatur. Produksi panas meningkat seiring dengan pertumbuhan bayi memasuki masa anak-anak. regulasi suhu akan normal setelah anak mencapai pubertas. Pada lansia sensitif terhadap suhu yang ekstrem akibat turunnya mekanisme control suhu (terutama kontrol vasomotor), penurunan jumlah jaringan subkutan, penurunan aktivitas kelenjar keringat, penurunan metabolism
8.      Olahraga:aktivitas otot memerlukan peningkatan suplai darah dan metabolisme lemak dankarbohidrat.
9.      Kadar Hormon:suhu tubuh wanita lebih fluktuatif dibandingkan pria
10.   Irama sirkardiansuhu tubuh berubah secara normal 0,5-1 derajat Celcius selama periode 24 jam.suhu tubuh rendah antara pukul 01:00 dan 04:00 dini hari. 
11.    Stres:
stress fisik dan emosi meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi hormonal dan persyarafan
12.   Lingkungan:
mekanisme kontrol suhu tubuh akan dipengaruhi oleh suku disekitar. Walaupun terjadi perubahan suhu tubuh, tetapi tubuh mempunyai mekanisme homeostasis yang dapat dipertahankan dalam rentang normal. Suhu tubuh yang normal adalah mendekati suhu tubuh inti yaitu sekitar 37 0 C. suhu tubuh manusia mengalami fluktuasi sebesar 0,5 – 0,7 0 C, suhu terendah pada malam hari dan suhu tertinggi pada siang hari. Panas yang diproduksikan harus sesuai dengan panas yang hilang. 



F.          Hal-hal yang mengganggu suhu tubuh
Hal-hal yang sering mengganggu suhu tubuh diantaranya disebabkan oleh:
1.       Demam: mekanisme pengeluran panas tidak mampu mengimbangi produksipanas. Demam terjadi karena perubahan set point hipotalamus.
2.      Kelelahan akibat panas: terjadi apabila diaforesis yang banyak mengakibatkan kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebih.
3.      Hipertermia: peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan tubuh untuk mengeluarkan panas.
4.      Heat stroke: terpapar oleh panas dalam jangka yang cukup lama.
5.      Hipotermia: pengeluaran panas akibat terpapar suhu dingin.
Kita dapat mengukur suhu tubuh pada tempat-tempat berikut:
a.      ketiak/ axilae: termometer didiamkan selama 10-15 menit  
b.      anus/ dubur/ rectal: termometer didiamkan selama 3-5 menit
c.       mulut/ oral: termometer didiamkan selama 2-3 menit



Tabel suhu tubuh normal menurut usia :
USIA
SUHU (DERAJAT CELCIUS)
3 BULAN
37,5
6 BULAN
37,5
1 TAHUN
37,7
3 TAHUN
37,2
5 TAHUN
37,0
7 TAHUN
36,8
9 TAHUN
36,7
11 TAHUN
36,7
13 TAHUN
36,6
DEWASA
36,4
>70 TAHUN
36,0



BAB III
PENUTUP

A.         Kesimpulan
Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan menggunakan thermometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian suhu, antara lain : normal, hipertermi, hipotermi, dan febris. Pengeluaran panas (heat loss) dari tubuh ke lingkungan atau sebaliknya berlangsung secara fisika. Permukaan tubuh dapat Kehilangan panas melalui pertukaran panas secara radiasi, konduksi, konveksi, dan evaporasi air. Alat penerima rangsang disebut reseptor,sedangkan alat penghasil tanggapan disebut efektor. Suhu tubuh dipengaruhi oleh exercize,hormone,system saraf,asupan makanan,gender iklim(lingkungan),usia,aktivitas otot,stress. 

B.          Saran
Sebaiknya kita selalu menerapkan cara hidup sehat,agar tubuh kita selalu sehat dan tidak mengganggu aktivitas kita sehari-hari,agar suhu tubuh selalu dalam keadaan normal dan dapat menyesuaikan dengn kondisi lingkungan sekitar kita



DAFTAR PUSTAKA

http://www.science.uwc.ac.za/physiology/temperatur/temperature.html
http://joe.endocrinologyjournals.org/cgi/content/full
Journal of Endocrinology. (2005). Hypothalamic hormon a.k.a. hypothalamic releasing factors.
Journal of Endocrinology. (2005). Functional anatomy of hypothalamic homeostatic systems
Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi. Jakarta: EGC

Pearce, C Evelyn. 2009. Anatomi Untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia
SISTEM CARDIOVASKULER


DISUSUN OLEH :

NAMA         : RIRIN JULIANI PE




PROGRAM STUDI REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN
POLTEKKES PERMATA INDONESIA
2013

KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis limpahkan kehadirat Tuhan YME, karena atas pertolongan Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktu yang telah direncanakan sebelumnya. Tak lupa salam Penulis haturkan kepada keluarga dan sahabat, semoga selalu dapat menuntun Penulis pada ruang dan waktu yang lain.
Karya tulis ini disusun untuk menyelesaikan tugas Anatomi dan Fisiologi dengan judul :
SISTEM CARDIOVASKULER
Untuk menyelesaikan karya tulis ini adalah suatu hal yang mustahil apabila penulis tidak mendapatkan bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1.    Bapak, Ibu, Kakak dan Adik tercinta yang telah memberikan dorongan moril maupun materil, dan sebagai semangat untuk membuka semangat baru.
2.    Bapak Choirul Anwar selaku dosen Anatomi dan Fisiologi Poltekes Permata Indonesia Yogyakarta.
3.    Rekan-rekan Poltekes Permata Indonesia Yogyakarta.
Penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi semua pihak dan bila terdapat kekurangan dalam pembuatan laporan ini penulis mohon maaf, karena penulis menyadari karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan.




Yogyakarta, 10 Desember  2013

Penulis







DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL............................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... 2
DAFTAR ISI......................................................................................................................... 3
BAB I  PENDAHULUAN.................................................................................................... 4

1.1. Latar Belakang............................................................................................................. 4

1.2. Tujuan........................................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................... 6

2.1       Jantung........................................................................................................ ........... 6

2.2       Letak dan posisi jantung........................................................................... ........... 6

2.3       Ruang jantung............................................................................................ ........... 6

2.4       Katub jantung.............................................................................................. ........... 8

2.5       Miokardium.............................................................................................................. 10

2.6       Endokardium........................................................................................................... 12

2.7       Pembuluh darah pada jantung............................................................................ 12

2.8       Pusat inhibitor jantung.......................................................................................... 13

2.9       Sistem sirkulasi....................................................................................................... 14

BAB III Penutup.................................................................................................................. 15

3.1 kesimpulan ................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 16

 

 


                       




BAB I
PENDAHULUAN

1.1      Latar Belakang
Hanya dalam beberapa hari setelah konsepsi sampai kematian, jantung terus menerus berdetak. Pada kenyataannya, sepanjang rentang usia manusia rata-rata, jantung berkontraksi sekitar tiga miliar kali, tidak pernah beristirahat, kecuali sepersekian detik diantara denyutan. Dalam sekitar tiga minggu setelah pembuahan, bahkan sebelum ibu dapat memastikan bahwa ia hamil, jantung mudigah yang sedang berkembang sudah mulai berfungsi. Diyakini bahwa jantung merupakan organ pertama yang berfungsi. Pada saat ini mudigah manusia-manusia memiliki panjang beberapa millimeter, seukuran dengan huruf besar pada halaman ini. Mengapa jantung berkembang sedemikian dini, dan mengapa sangat penting seumur hidup ? Hal itu karena system sirkulasi adalah system transportasi tubuh. Mudigah manusia dengan memiliki yolk  yang sangat sedikit untuk persediaan makanan, bergantung pada pembentukan system sirkulasi yang dapat berinteraksi dengan sirkulasi ibu untuk menyerap dan membagikan nutrient yang sangat penting untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan ke jaringan-jaringan yang sedang berkembang. Demikianlah awal kisah mengenai system sirkulasi, yang seumur hidup terus berfungsi sebagai saluran vital untuk mengangkut bahan- bahan yang mutlak dibutuhkan oleh sel-sel tubuh.

System sirkulasi terdiri dari tiga komponen dasar yaitu :
1.    Jantung
Berfungsi sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap darah untuk menimbulkan gradient tekanan yang diperlukan agar darah dapat mengalir ke jaringan. Darah, seperti cairan lain, mengalir dari daerah bertekanan lebih tinggi ke daerah bertekanan lebih rendah sesuai penurunan tekanan gradient tekanan.
2.    Pembuluh darah
Berfungsi sebagai saluran untuk mengarahkan dan mendistribusikan darah dari jantung ke semua bagian tubuh dan kemudian mengembalikanya ke jantung.
3.    Darah
Berfungsi sebagai medium transportasi tempat bahan-bahan yang akan disalurkan dilarutkan atau diendapkan. Darah berjalan secara kontinu melalui system sirkulasi ke dan dari jantung melalui dua lengkung vaskuler (pembuluh darah) tepisah, keduanya berawal dan berakhir di jantung.

Sirkulasi paru terdiri dari lengkung tertutup pembuluh-pembuluh yang mengangkut darah antara jantung dan paru, sedangkan sirkulasi sistemik  terdiri dari pembuluh-pembuluh yang mengangkut darah antara jantung dan system organ.
2
1.2      Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
ü  Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui letak dan posisi jantung pada tubuh manusia.
ü  Mengenal lebih dalam organ-organ jantung dan katup-katupnya
ü  Memahami dan mengerti aktivitas listrik jantung dan EKG(Elektrokardiogram) yang normal dan yang ada kelainan.
ü  Dapat memehami cara kerja jantung yang normal dan abnormal
ü  Dapat membedakan bunyi-bunyi jantung yang normal dan abnormal(bising jantung)
ü  Untuk acuan kita sebagai seorang Perekam Medis yang propesional.










BAB II
PEMBAHASAN
2.1  JANTUNG
Jantung merupakan organ utama dalam system kardiovaskuler. Jantung dibentuk oleh organ-organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan kiri serta ventrikel kanan dan kiri. Ukuran jantung kira-kira panjang 12 cm, lebar 8-9cm serta tebal kira-kira 6 cm.
Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200sampai 425 gram dan sedikit lebih besar dari kepalan tangan. Setiapharinya jantung berdetak 100.000 kali dan dalam masa periode itu jantung memompa 2000 galon darah atau setara dengan 7.571 literdarah.



2.1.1  Letak dan Posisi Jantung
Posisi jantung terletak diantar kedua paru dan berada ditengah tengah dada, bertumpu pada diaphragm thoracis dan berada kira-kira 5 cm diatas processusxiphoideus. Pada tepi kanan cranial berada pada tepi cranialis pars cartilaginiscosta III dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Pada tepi kanan caudal berada padatepi cranialis pars cartilaginis costa VI dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Tepikiri cranial jantung berada pada tepi caudal pars cartilaginis costa II sinistra di tepilateral sternum, tepi kiri caudal berada pada ruang intercostalis 5, kira-kira 9 cm dikiri linea medioclavicularis.

2.1.2`Ruang Jantung
Ruang dalam jantung dibagi menjadi 4, yaitu :
1.    Atrium Kanan (Serambi Kanan)
Atrium kanan yang berdinding tipis ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan darah dan sebagai penyalur darah dari vena-vena sirkulasi sistemik yang mengalir ke ventrikel kanan. Darah yang berasal dari pembuluh vena ini masuk ke dalam atrium kanan melalui vena kava superior, vena kava inverior dan sinus koronarius. Dalam muara vena kava tidak terdapat katup - katup sejati. Yang memisahkan vena kava dari atrium jantung ini hanyalah lipatan katup atau pita otot yangrudimenter. Oleh karena itu, peningkatan tekanan atrium kanan akibat bendungan darah disisi kanan jantung akan dibalikan kembali ke dalam vena sikulasi sistemik.
Sekitar 75% aliran balik vena kedalam atrium kanan akan mengalir secara pasif kedalam ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis. 25% sisanya akan mengisi ventrikel selama kontraksi atrium. Pengisian ventrikel secara aktif ini disebut atrialkick. Hilangnya atrialkick pada disritmia jantung dapat menurunkan pengisian ventrikel sehingga menurunkan curah ventrikel.
           
2.    Ventrikel Kanan ( Bilik Kanan)
Pada kontraksi ventrikel, setiap ventrikel harus menghasilkan kekuatan yang cukup besar untuk dapat memompa darah yang diterimanya dari atrium kesirkulasi pulmonar maupun sirkulasi sistemik. Ventrikel kanan berbentuk bulan sabit yang unik, guna menghasilkan kontraksi bertekanan rendah yang cukup untuk mengalirkan darah kedalam arteria pulmonalis.
Sirkulasi paruh merupakan sistem aliran darah bertekanan rendah, dengan resistensi yang jauh lebih kecil terhadap aliran darah ventrikel kanan, dibandingkan tekanan tinggi sirkulasi sistemik terhadap aliran darah dari ventrikel kiri. Oleh karena itu, beban kerja ventrikel kanan jauh lebih ringan dari pada ventrikel kiri. Akibatnaya, teba ldinding ventrikel kanan hanya 1/3 dari dinding ventrikel kiri.
Untuk menghadapi tekanan paru yang meningkat secara perlahan, seperti pada kasus hipertensi pulmonar progresif maka sel otot ventrikel kanan mengalami hipertrofi untuk memperbesar daya pompa agar dapat mengatasi peningkatan resistensi pulmonar, dan dapat mengosongkan ventrikel. Tetapi pada kasus resistensi paru yang meningkat secara akut (seperti pada emboli paru masif) maka kemampuan pemompaan venrikel kanan tidak cukup kuat sehingga dapat tejadi kematian.
3.    Atrium Kiri (Serambi Kiri)
Atrium kiri menerima darah teroksigenasi dari paru-paru melalui keempat vena pulmonalis. Antara vena pumonalis dan atrium kiri tidak terdapat katup sejati. Oleh karena itu, perubahan tekanan atrium kiri mudah membalik secara retrograd ke dalam pembuluh paru-paru. Peningkatan akut tekanan atrium kiri akan menyebabkan bendungan paru. Atrium kiri memiliki dinding yang tipis dan bertekanan rendah. Darah mengalir dari atrium kiri ke dalam ventrikel kiri melalui katup mitralis.
4.    Ventrikel Kiri (Bilik Kiri)
Ventrikel kiri menghasilkan tekanan yang cukup tinggi untuk mengatasi tahanan sirkulsi sistemik, dan mempertahankan aliran darah kejaringan perifer.Ventrikel kiri mempunyai otot-otot yang tebal dengan bentuk yang menyerupai lingkaran sehingga mempermudah pembentukan tekanan tinggi selama ventrikel  berkontraksi. Bahkan sekat pembatas kedua ventrikel (septum interventrikularis) juga membantu memperkuat tekanan ynang ditimbulkan oleh seluruh ruang ventrikel selama kontraksi.
Pada saat kontraksi, tekanan ventrikel kiri meningkat sekitar lima kali lebih tinggi dari pada ventrikel kanan ; bila ada hubungan abnormal antara kedua ventrikel (seperti pada kasus robeknya septuminterventrikularis pasca – infark miokardium), maka darah akan mengalir dari kiri ke kanan melalui robekan tersebut. Akibatnaya terjadi penurunan jumlah aliran darah dari ventrikel kiri melalui katup aorta ke dalam aorta.
2.1.3  Katub Jantung
Darah mengalir melalui jantung dalam satu arah tetap dari vena ke atria ke ventrikel ke arteri. Adanya empat katup jantung satu arah memastikan darah mengalir satu arah. Katup-katup terletak sedemikian rupa sehingga mereka membuka dan menutup secara pasif karena perbedaan tekanan, serupa dengan tekanan pintu satu arah. Gradient tekanan ke arah depan mendorong katup terbuka, seperti anda membuka pintu dengan mendorong salah satu sisinya, sementara gradient tekanan ke arah belakang mendorong katup menutup, seperti anda mendorong ke pintu sisi lain yang berlawanan untuk menutupnya.
Perhatikan bahwa gradient ke arah belakang dapat mendorong katup menutup, tetapi tidak dapat membukanya : yaitu, katup jantung bukan seperti pintu ayun ditempat minuman. Keempat katup jantung berfungsi untuk mempertahankan aliran darah searah melalui bilik - bilik jantung. Ada 2 jenis katup : katup antrioventrikularis (AV), yang memisahkan atrium dengan ventrikel dan katupsemilunaris yangmemisahkan arteria pulmonalis dan aorta dari ventrikel yang bersangkutan. Katup- katup ini membuka dan menutup secara pasif, menanggapi tekanan dan volumedalam bilik dan pembuluh darah jantung.
1. Katup Atrioventrikularis (AV)
Katup atrioventrikularis terdiri dari katup trikuspidalis dan katub mitralis. Daun-daun katup atrioventrikularis halus tetapi tahan lama. Katup trikuspidalis yang terletak antara atrium dan ventrikel kanan mempunyai 3 buah daun katup. Katup mitralis yang memisahkan atrium dan ventrikel kiri, merupakan katup bikuspidalis dengan dua buah daun katup. Daun katup dari kedua katup ini tertambat melalui berkas-berkas tipis jaringan fibrosa yang disebut kordatendinae. Kordatendinae akan meluas menjadi otot kapilaris, yaitu tonjolan otot pada dinding ventrikel.
Kordatendinae menyokong katup pada waktu kontraksi ventrikel untuk mencegah membaliknya daun katup ke dalam atrium. Apabila kordatendinae atau otot papilaris mengalami gangguan (rupture, iskemia), darah akan mengalir kembali ke dalam atrium jantung sewaktu ventrikel berkontraksi.
2. Katup Semilunaris
Kedua katup semilunaris sama bentuknya ; katup ini terdiri dari 3 daun katupsimetris yang menyerupai corong yang tertambat kuat pada annulus fibrosus.Katup aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta, sedangkan katup pulmonalis terletak antara ventrikel kanan dan arteria pulmonalis. Katup semilunaris mencegah aliran kembali darah dari aorta atau arteria pulmonalis ke dalamventrikel, sewaktu ventrikel dalam keadaan istirahat.
Tepat di atas daun aorta, terdapat kantung menonjol dari dinding aorta dan arteria pulmonalis, yang disebut sinus valsalva. Muara arteria koronaria terletak di dalam kantung-kantung tersebut. Sinus-sinus ini melindungi muara koronaria tersebut dari penyumbatan oleh daun katup, pada waktu katup aorta terbuka.

Pericardium merupakan lapisan jantung sebelah luar yang merupakan selaput yang membungkus jantung dimana teridiri antara lapisan fibrosa dan serosa,dalam cavum pericardi berisi 50 cc yang berfungsi sebagai pelumas agar tidak ada gesekan antara pericardium dan epicardium. Epikardium adalah lapisan paling luar dari jantung yang dibentuk oleh lamina viseralis dari perikardium.Epikardium berupa membrana serosa yang padat dengan ketebalan yang bervariasi, banyak mengandung serabut elastis yang berbentuk lembaran, terutama dibagian provundal.
Epikardium melekat erat pada miokardium, membungkus vasa, nervi dan corpus adiposum, jaringan lemak banyak ditemukan pada jantung. Kumpulan ganglion padat terdapat pada subepikardium terutama pada tempat masuknya vena kava kranialis. Lamina parietalis perikardium juga berupamembran serosa yaitu suatu membran yang terdiri dari jaringan ikat yangmengandung jala serabut elastis, kolagen, fibroblast, makrofafiksans dan ditutup oleh mesothelium.
Epikardium tersusun atas lapisan sel-sel mesotelial yang berada diatas jaringan ikat. Jantung bekerja selama kita masih hidup, karena itu membutuhkan makanan yang dibawa oleh darah, pembuluh darah yang terpenting dan memberikan darah untuk jantung dari aorta asendens dinamakan artericoronaria.
2.1.4        Miokardium
Lapisan otot jantung menerima darah dari arteri koronaria, arteri koronaria kiri bercabang menjadi arteri desenden anterior dan tiga arteri sirkumfleks. Arterikoronaria kanan memberikan darah untuk sinoatrial node, ventrikal kanan dan permukaan diafragma ventrikel kanan. Vena koronaria mengembalikan darah kesinus kemudian bersikulasi langsung ke dalam paru-paru. Miokardium merupakan lapisan inti dari jantung yang terdiri dari otot-otot jantung yang berkontraksi untuk memompa darah, otot-otot jantung ini membentuk bundalan-bundalan otot yaitu :
1.    Bundalan otot atria, susunanya sangat tipis,kurang teratur serabut-serabutnya, dan disusun dalam dua lapisan. Lapisan luar mencakup kedua atria serabut luar dan paling nyata. Di bagian depan atria, beberapa serabut masuk kedalam septum atrioventrikular. Lapisan dalam terdiri dari serabut-serabut berbentuk lingkaran. Ini terdapat dibagian kiri atau kanan dan basis cordis yang membentuk serambi atau aurikula cordis
2.    Bundalan otot ventrikuler, yang membentuk bilik jantung yang dimulaidari cincin atrio ventrikuler sampai di apek jantung.
3.    Bundalan otot atrio ventrikuler, yang merupakan dinding pemisahantara serambi dan bilik jantung(atrium dan ventrikal).

Ketebalan miokardium bervariasi dari satu ruang jantung ke ruanglainnya. Serabut otot yang tersusun dalam berkas – berkas spiral melapisi ruang jantung. Kontraksi miokardium “menekan” darah keluar ruang menuju arteri besar. Jaringan otot ini hanya terdapat pada lapisan tengah dinding jantung. Strukturnya menyerupai otot lurik, meskipun begitu kontraksi otot jantung secara refleks serta reaksi terhadap rangsang lambat. Fungsi otot jantung adalah untuk  memompa darah ke luar jantung. Miokardium yaitu jaringan utama otot jantung yang bertanggung jawab atas kemampuan kontraksi jantung.
Ketebalannya beragam paling tipis pada kedua atrium dan yang paling tebal di ventrikel kiri. Miocardium atrium lebih tipis dari ventriculus. Berkas-berkas serabut otot jantung yang merupakan sisa-sisa semasa embrio diketemukan sebagai tonjolan-tonjolan di permukaan dalam sebagai trabeculae carneae. Serabut elastis di antara serabutotot jantung terdapat di dinding ventriculus, sedang di dinding atrium terdapatlebih banyak serabut elastisnya. Jaringan pengikat di antara berkas-berkas otot jantung banyak mengandung serabut retikuler.
Miokardium terdiri atas otot jantung yang melanjutkan diri ke epikardium dan endokardium. Elemen elastis hanya sedikit ditemukan pada ventrikel kecuali pada tunika adventitia vasa yang besar. Pada arteri terdapat jala serabut elastis yang berjalan kesegala arah diantara otot dan melanjutkan diri ke lapisan serabut elastis pada epikardium danendokardium dan pada dinding vena yang besar. Diantara otot jantung ditemukan fibril retikuler. Didalam miokardium terdapat juga vasa, nervi dan ujung serabut purkinje. Tiap-tiap sel otot jantung saling berhubungan untuk membentuk serat yang bercabang-cabang, dengan sel-sel yang berdekatan dihubungkan ujung ke ujung pada struktur khusus yang dikenal sebagai diskus interkalatus (intercalateddisk).
Didalam sebuah diskus interkalatus terdapat dua jenis pertautan membrane: desmoson  dan gap junction. Desmosom, sejinis kaut lekat yangsecara mekanis menyatukan sel-sel, banyak dijumpai dijaringan, misalnya jantung yang saling mendapat tekanan mekanis. Pada interval tertentu disepanjang diskus interkaltus, kedua membrane berhadapan saling mendekat untuk membentuk gap junction, yaitu daerah-daerah dengan resistensi listrik yang rendah danmemungkinkan potensial aksi menyebar dari satu sel jantung ke sel dekatnya.



2.1.5        Endokardium
Merupakan lapisan terakhir atau lapisan paling dalam pada jantung.Endocardium terdiri dari jaringan endotel atau selaput lendir yang melapisi permukaan rongga jantung. Lapisan endokardium atrium jantung lebih tebal dibanding ventrikel jantung. Sebaliknya untuk lapisan miokardium, ventrikel jantung memiliki lapisan miokardium lebih tebal dibanding atrium jantung. Dan lapisan miokardium ventrikel kiri jantung lebih tebal dibanding ventrikel kanan.
Pada lapisan endokardium ventrikel terdapat serabut Purkinje yang menjadi salah satu penggerak sistem impuls konduksi jantung, yang membuat jantung bisa berdetak. Dinding dalam atrium (endokardium) diliputi oleh membrane yang mengilat dan terdiri dari jaringan endotel atau selaput lender yang licin(endokardium) kecuali aurikula dan bagian depan sinus vena kava.di bagian initer dapat bundelan otot parallel yang berjalan ke depan Krista.
Ke arah aurikula dari ujung bawah Krista terminalis terdapat sebuah lipatan endokardium yang menonjol dan dikenal sebagai valvula vena kava inverior yang berjalan di depan muara vena inverior menuju ke sebelah tepi dan disebut vossa ovalis. Diantara atrium kanan dan ventrikel kanan terdapat hubungan melalui orifisium artikular.

2.1.6        Pembuluh Darah pada Jantung
2 kelompok pembuluh darah utama yang mengalirkan darah dari dan ke jantung:
1.    Pembuluh Pulmonaris
2.    Pembuluh Sistemik

v  Pembuluh pulmonaris:
·      arteri pulmonaris –> mengangkut darah “kotor” dari ventrikel kananke paru-paru
·      vena pulmonaris –> mengangkut darah “bersih” dari paru-paru keatrium kiri –> Paru-paru tempat pertukaran gas CO2 dan O2


v  Pembuluh sistemik:
Arteri sistemik : membawa darah “bersih” dari ventrikel kiri ke sirkulasisistemik melalui aorta, cabang-cabang aorta:
·         koronaria : ke jantung
·         a. karotis : ke leher, kepala dan otak 
·         a. subklavia : ke lengan dan daerah dada
·         a. abdominalis: ke organ-organ abdomen
·         a. iliofemoralis: ke panggung dan tungkai
Vena sistemik : membawa darah “kotor” kembali ke atrium kanan melaluivena kava superior dan vena kava inferior  –> vena yang bermuara ke v. kava superior:
·         v. jugular : dari kepala
·         v.subklavia dan inominatum: dari lengan dan dada mengurangi kekuatan kontraksi.
Pusat saraf tertinggi yang terlibat adalah : kortek serebral, hipotalamus. Pusat jantung pada medulla oblongata terdiri dari : a.Pusat selerator jantung

2.1.7   Pusat inhibitor jantung
Pengaruh frekuensi jantung pada fungsi jantung sebagai pompa 
Pada umumnya, semakin banyak jantung berdenyut per menit, semakin banyak darah yang dapat dipompa, tetapi banyak pembatasan penting. Misalnya waktu frekuensi jantung meningkat diatas tingkat kritis, kekuatan jantung itu sendiri menurun mungkin karena penggunaan zat-zat metabolik yang berlebihan pada otot jantung. Selain itu, periode diastole antara kontraksi-kontraksi sedikit berkurang sehingga darah tidak mempunyai waktu untuk mengalir secara adekuat dari atrium kedalam ventrikel.
Berdasarkan alasan ini bila frekuensi jantung secara arti visial ditingkatkan dengan perangsangan listrik, jantung mempunyai puncak kemampuaan untuk memompa darah dalam jumlah besar pada frekuensi jantung antara 100 dan 150 denyutan per menit. Pengaturan syaraf pada kekuatan kontraksi jantung. Kedua atrium secara khusus dipsyarafi baik dari syaraf simpatis dan parasimpatis dalam jumlah besar, tetapi vemtrikel terutama dipersyarafi oleh syaraf simpatis dan serabut-serabut parasimpatis yang jauh lebih sedikit.
Pada umumnya, perangsangan simpatis meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung, sedangkan perangsangan parasimpatis menurunkan kekuatan kontraksi. Dalam keadaan normal, serabut syaraf simpatis yang menuju ke jantung secar terusmenuerus merangsang dengan frekuensi rendah yang mempertahankan kekuatan kontraksi ventrikel sekitar 20 % diatas kekuatan kontaraksinya tanpa perangsangan simpatis sama sekali.
Oleh karena itu, salah satu cara dimana sistem syaraf dapat menurunkan kekuatan kontraksi ventrikel adalahmemperlambat atau menghentikan penyebaran impuls simpatis kejantung. Sebaiknya, perangsangan simpatis maksimal dapat meningkatkan kekuatan kontraksi ventrikel sekitar 100% lebih besar dari normal. Perangsangan parasimpatis maksimum pada jantung menurunkan kekuatan kontraksi ventrike lsekitar 30%. Jadi, efek parasimpatis relatif kecil dibandingkan dengan efek simpatis.




2.1.8         Sistem Sirkulasi
·         Sirkulasi paru
Darah yang kembali dari sirkulasi sistemik (dari seluruh tubuh) masuk keatrium kanan melalui vena besar yang dikenal sebagai vena kava. Darah tersebut telah diambil O2-nya dan ditambahi dengan CO2. Darah yang miskin akan oksigen tersebut mengalir dari atrium kanan melalui katup trikuspidalis ke ventrikel kanan, yang memompanya keluar melalui arteri pulmonalis ke paru. Dengan demikian, sisi kanan jantung memompa darah yang miskin oksigen kesirkulasi paru.
Di dalam paru, darah akan kehilangan CO2-nya dan menyerap O2 segar sebelum dikembalikan ke atrium kiri melalui vena pulmonalis. Darah kaya oksigen yang kembali ke atrium kiri ini melalui katub bikuspid atau mitral kemudian mengalir ke dalam ventrikel kiri, bilik pompa yang memompa atau mendorong darah ke semua sistim tubuh kecuali paru.





























BAB III
KESIMPULAN

v  KESIMPULAN

*      System Cardiovaskuler terdiri atas :
1.      JANTUNG à sebagai pompaà MEMOMPA DARAH  KESELURUH TUBUH
2.      PEMBULUH DARAH à SEBAGAI PIPA PENGHUBUNG ANTARA JANTUNG DENGAN SEL
3.      DARAH  sebagai zat pengangkut: O2, ZAT GIZI, CO2, HORMON, ENZYM, SISA METABOLISME
*      Letak Jantung di rongga dada terdiri dari 4 ruang, 2 atrium dan 2 ventrikel.
*      Sifat Kontraksi otot jantung  :
Kontraksi jantung manusia merupakan kontraksi miogenik, yaitu kontaksi yang diawali kekuatan rangsang dari otot jantung itu sendiri dan bukan dari syaraf.
*      Aktifitas kontraksi jantung untuk memompa darah keseluruh tubuh selalu didahului oleh aktifitas listrik.
*      Nodus sinoatrial (nodus SA) yang terletak pada celah antara vena cava superior dan atrium kanan mengawali gelombang depolarisasi secara spontan sehingga menyebabkan timbulnya potensial aksi yang disebarkan melalui sel-sel otot atrium, nodus atrioventrikuler (nodus AV), berkas His, serabut Purkinje dan akhirnya ke seluruh otot ventrikel.
*      Aliran darah manusia
ü  Sistemik / mayor / besar
DIMULAI DARI VENTRIKEL KIRI – AORTA – SEL SELURUH TUBUH – VENA – ATRIUM KANAN.
ü  Pulmonar / minor / kecil
DIMULAI DARI VENTRIKEL KANAN ARTERIA  PULMONALIS – PULMO(PARU) – VENA PULMONALIS – ATRIUM KIRI.








DAFTAR PUSTAKA
Sloana, ethel, .(2004) Anatomi dan Fisiologi. Jakarta : EGC
Sobbota, .(2000). Atlas Anatomi Manusia. Jakarta : EGC

Syaifuddin, .(2006). Anatomi Fisiologi untuk mahasiswa Keperawatan. Jakarta : EGC